Paruh pertama 2025 mencatatkan pencapaian yang membanggakan bagi Indonesia dalam hal penanaman modal asing. Menurut data Kementerian Investasi, investasi asing masuk deras, bahkan melampaui target triwulanan sebesar 12%. Namun, di saat yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) justru mencatat peningkatan angka pengangguran terbuka menjadi 5,6%. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apakah ekonomi RI kontras?
Artikel ini membahas penyebab ketidakseimbangan tersebut dan menelaah apakah derasnya aliran modal benar-benar berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
📈 Investasi Asing Masuk Deras di 2025
Sepanjang kuartal I hingga II tahun 2025, total Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat mencapai lebih dari Rp360 triliun, naik 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa sektor utama penyerap investasi asing antara lain:
-
Energi terbarukan dan hilirisasi tambang
-
Industri digital dan manufaktur elektronik
-
Kawasan industri dan infrastruktur logistik
Fakta bahwa investasi asing masuk deras menjadi bukti bahwa kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia masih tinggi. Namun, ironisnya, penyerapan tenaga kerja dari investasi tersebut belum optimal.
📉 Mengapa Pengangguran Tetap Naik?
Pertanyaan besar muncul: jika investasi asing masuk deras, mengapa angka pengangguran tidak turun, bahkan meningkat? Berikut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini:
-
Investasi padat modal, bukan padat karya
Sebagian besar PMA di 2025 mengalir ke sektor industri yang mengandalkan otomatisasi dan teknologi, seperti pabrik baterai dan industri logistik digital. -
Kesenjangan keterampilan tenaga kerja
Pekerjaan yang tersedia sering kali membutuhkan keahlian spesifik, sementara banyak tenaga kerja Indonesia belum memenuhi standar skill tersebut. -
Perlambatan sektor padat karya
Industri seperti tekstil dan makanan-minuman justru mengalami kontraksi karena tekanan global, sehingga banyak melakukan pengurangan karyawan. -
Relokasi investasi ke luar negeri
Beberapa investor domestik justru mengalihkan sebagian usahanya ke negara lain demi efisiensi biaya.
Hasilnya, ekonomi RI kontras, karena di satu sisi aliran dana investasi membesar, namun dampaknya ke lapangan kerja tidak terasa langsung.
⚠️ Ekonomi RI Kontras: Apa Risikonya?
Ketika investasi asing masuk deras, tetapi tidak disertai dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja, maka terjadi ketimpangan antara pertumbuhan makro dan kondisi ekonomi mikro. Beberapa risiko yang mungkin timbul antara lain:
-
Meningkatnya kesenjangan sosial, karena pertumbuhan ekonomi tidak dirasakan secara merata.
-
Melemahnya konsumsi rumah tangga, akibat stagnasi daya beli masyarakat yang menganggur atau berpenghasilan rendah.
-
Tingginya potensi kerusuhan sosial, jika ketimpangan ekonomi terus melebar.
Fenomena ini memperkuat kesan bahwa ekonomi RI kontras antara pencapaian makro dengan realitas di tingkat rumah tangga.
🛠️ Solusi Pemerintah Atasi Ketimpangan
Pemerintah menyadari bahwa peningkatan investasi saja tidak cukup. Oleh karena itu, beberapa strategi telah disiapkan untuk mengatasi ketimpangan ini:
-
Program pelatihan vokasi dan sertifikasi tenaga kerja agar sesuai kebutuhan industri.
-
Incentive-based employment policy, yaitu mendorong investor memberikan kuota tenaga kerja lokal.
-
Skema kerja sama pendidikan vokasi–industri melalui Teaching Factory dan link-and-match.
-
Insentif pajak untuk perusahaan yang menyerap lebih banyak tenaga kerja domestik.
Langkah-langkah ini diharapkan menjawab tantangan ekonomi RI kontras, dengan mengubah investasi menjadi penciptaan lapangan kerja riil.
Fakta bahwa investasi asing masuk deras harusnya menjadi peluang, bukan sekadar statistik. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kolaborasi aktif antara:
-
Swasta, yang mau membuka ruang pelatihan dan perekrutan berbasis lokal.
-
Akademisi dan lembaga pendidikan, yang menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia industri.
-
Masyarakat, yang terus meningkatkan keterampilan agar tetap relevan di pasar kerja.
Dengan sinergi tersebut, ketimpangan dapat ditekan, dan ekonomi RI kontras bisa dikoreksi menuju arah yang lebih seimbang.
Derasnya arus investasi asing seharusnya menjadi katalisator kemajuan ekonomi nasional. Namun, jika tidak diimbangi dengan strategi inklusif, maka ekonomi RI kontras akan terus menjadi realitas. Tingginya pengangguran di tengah banjir modal adalah sinyal kuat perlunya perbaikan struktural di pasar tenaga kerja.
Solusi ada di kolaborasi semua pihak—dari kebijakan pemerintah hingga kesiapan masyarakat dalam menghadapi transformasi ekonomi. Ikuti terus perkembangan ekonomi nasional hanya di BNM News – sumber terpercaya untuk strategi dan kebijakan fiskal Indonesia.
Last Updated on 8 Agustus 2025 by BNM News