IHSG jelang libur panjang ditutup menguat tajam ke level 6.510 pada perdagangan terakhir. Penguatan ini menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar bahwa sentimen menjelang cuti bersama dan libur nasional tidak memudarkan optimisme terhadap kondisi pasar modal Indonesia.
IHSG sempat bergerak fluktuatif di sesi awal, namun berhasil rebound menjelang penutupan seiring dengan masuknya aksi beli investor asing. Penguatan ini juga ditopang sektor keuangan dan energi yang menjadi andalan.
Sektor-Sektor Penopang Penguatan IHSG
Beberapa sektor utama yang menopang penguatan IHSG jelang libur panjang antara lain:
- Sektor keuangan: Naik signifikan berkat sentimen positif dari laporan kinerja perbankan.
- Sektor energi: Menguat karena harga minyak mentah global menanjak.
- Sektor infrastruktur: Mendapat dorongan dari proyek konektivitas Lebaran.
Penguatan IHSG ini semakin menegaskan bahwa pelaku pasar tetap agresif bahkan di tengah perdagangan yang pendek.
Kinerja Saham Big Cap dan Perbankan
Saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan TLKM menjadi motor penggerak IHSG. BBCA menguat 1,2%, sementara BBRI menanjak 1,5%.
Sektor perbankan dinilai sebagai sektor defensif yang paling stabil selama periode libur panjang. Ini membuat banyak investor domestik dan asing melirik kembali saham-saham bank besar.
Investor Asing Catatkan Aksi Beli Bersih
Minat asing terhadap pasar Indonesia tetap tinggi. Hari ini, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 527 miliar. Saham yang paling diburu asing antara lain BBCA, ASII, dan UNVR.
Aksi beli asing ini menjadi katalis penguatan IHSG jelang libur panjang dan menunjukkan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi nasional.
Faktor Global dan Regional yang Mempengaruhi Pasar
Beberapa faktor eksternal yang ikut mendorong penguatan IHSG jelang libur panjang antara lain:
- Bursa global menghijau
- Rupiah stabil terhadap dolar AS
- The Fed menahan suku bunga
Kondisi makro yang positif ini membuat investor lebih percaya diri untuk masuk ke pasar sebelum cuti panjang.
Proyeksi IHSG Pasca Libur Panjang
Analis memproyeksikan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan usai libur panjang, terutama bila tidak ada kejutan dari eksternal. Sektor konsumer dan pariwisata diperkirakan akan menjadi fokus perhatian setelah Lebaran.
Namun, investor disarankan tetap mencermati rilis data makroekonomi seperti inflasi dan neraca perdagangan. Keberlanjutan aksi beli asing juga akan menjadi faktor kunci arah indeks di awal kuartal berikutnya.
Strategi Investasi Jelang dan Setelah Libur Panjang
Bagi investor ritel, libur panjang bisa menjadi momentum untuk menyusun ulang portofolio. Beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:
- Menahan saham defensif seperti perbankan dan konsumer primer
- Menghindari saham-saham berisiko tinggi yang fluktuatif
- Menyisihkan dana tunai untuk peluang beli saat koreksi
- Memantau sektor pariwisata dan transportasi yang diprediksi rebound pasca-libur
Investor juga disarankan memperhatikan kalender ekonomi dan earnings season yang biasanya berlangsung setelah masa liburan.
Rekomendasi Saham Jangka Pendek dan Menengah
Untuk jangka pendek, saham-saham seperti UNVR, ICBP, dan MAPI layak dipantau karena cenderung berkinerja baik menjelang musim konsumsi pasca-Lebaran. Sementara itu, untuk jangka menengah, TLKM dan PGAS menjadi opsi menarik seiring peningkatan kebutuhan data dan energi.
Selain itu, saham-saham konstruksi seperti WSKT dan ADHI juga bisa menjadi pilihan jika pemerintah mempercepat proyek infrastruktur selepas liburan. Namun, penting bagi investor untuk tetap mempertimbangkan profil risiko masing-masing sebelum mengambil keputusan.
Penguatan IHSG jelang libur panjang ke level 6.510 menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap pasar domestik masih kuat. Dengan dukungan sektor keuangan dan aksi beli asing, indeks diyakini mampu melanjutkan tren positif pasca-libur.
Selain faktor teknikal dan makroekonomi, pelaku pasar juga perlu memperhatikan potensi rotasi sektor yang biasa terjadi setelah periode liburan panjang. Saham-saham sektor transportasi, retail, dan lifestyle bisa saja mengalami lonjakan minat seiring tingginya konsumsi masyarakat.
Investor juga disarankan untuk tetap menjaga diversifikasi aset sebagai langkah mitigasi risiko. Keseimbangan antara saham berisiko rendah dan menengah bisa membantu menjaga stabilitas portofolio dalam menghadapi volatilitas pasar yang mungkin muncul.
Sebagai tambahan, menjelang libur panjang, beberapa analis menyarankan untuk tetap waspada terhadap fluktuasi nilai tukar dan sentimen geopolitik regional yang berpotensi memberikan dampak pada pasar keuangan. Hal ini penting untuk menghindari keputusan impulsif yang bisa merugikan.
IHSG jelang libur panjang tidak hanya menjadi indikator teknis, tetapi juga cerminan dari kepercayaan kolektif investor terhadap kondisi perekonomian saat ini. Dengan strategi yang tepat dan disiplin investasi, libur panjang dapat menjadi momen untuk merefleksikan arah investasi jangka panjang.
Secara umum, kondisi pasar menjelang libur panjang menunjukkan ketahanan dan daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor domestik maupun global.
Demikian berita hari ini dari BNM News. Terus ikuti informasi terbaru seputar pasar modal, ekonomi nasional, dan investasi hanya di businessnewsmerits.com.
Last Updated on 28 March 2025 by BNM News