UMKM sebagai Pendorong Ekonomi Nasional
UMKM Go Global bukan lagi sekadar jargon, melainkan keharusan bagi masa depan ekonomi Indonesia.
Di tengah dinamika global yang semakin terhubung, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kini memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing di pasar internasional.
UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia — menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 90% tenaga kerja nasional.
Namun, kontribusi besar itu belum diimbangi dengan penetrasi global yang signifikan.
Hanya sebagian kecil UMKM yang mampu menembus pasar ekspor secara konsisten.
Karena itu, strategi untuk menjadikan UMKM Go Global menjadi prioritas utama dalam roadmap ekonomi digital Indonesia menuju 2026.
🔗 Baca Juga: Regulasi Fintech 2026: Menjaga Keseimbangan antara Inovasi dan Perlindungan Konsumen
Tantangan Menuju Pasar Global
Perjalanan UMKM menuju panggung dunia tidak mudah.
Selain persaingan yang ketat, pelaku UMKM masih menghadapi sejumlah kendala mendasar:
-
Keterbatasan Akses Pasar Internasional
Banyak pelaku usaha belum memahami mekanisme ekspor, perizinan, dan kebutuhan pasar global. -
Kapasitas Produksi dan Standar Kualitas
Produk lokal sering kali belum memenuhi sertifikasi dan standar internasional, baik dari sisi mutu, kemasan, maupun kontinuitas pasokan. -
Literasi Digital dan Finansial
Sebagian besar UMKM belum optimal dalam memanfaatkan teknologi digital untuk promosi, transaksi, dan logistik. -
Akses Modal dan Pembiayaan Global
Pembiayaan ekspor masih terhambat oleh keterbatasan jaminan, risiko valuta asing, dan prosedur yang rumit.
Menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik — bukan hanya bantuan modal, tetapi juga pendampingan, digitalisasi, dan ekosistem global yang terintegrasi.
Strategi Digitalisasi untuk UMKM Go Global
Kunci utama agar UMKM Go Global terletak pada kemampuan mereka beradaptasi dengan transformasi digital.
Ada tiga langkah utama yang menjadi fondasi digitalisasi ekspor modern:
1. Digital Branding dan Pemasaran Global
Pemasaran tidak lagi terbatas pada pameran atau agen ekspor.
Kini, platform digital seperti Alibaba, Amazon Global, Etsy, dan TikTok Shop International membuka akses langsung bagi UMKM ke jutaan konsumen global.
Pelaku UMKM perlu membangun identitas digital profesional — situs web multibahasa, akun media sosial aktif, serta konten visual yang menonjolkan keunikan produk lokal.
2. Kolaborasi dengan Platform e-Commerce Cross-Border
Pemerintah melalui Kemendag dan Kemenkop UKM terus mendorong program “Ekspor UMKM Go Global Digital”, bekerja sama dengan marketplace lintas negara.
Integrasi dengan sistem logistik dan pembayaran global seperti PayPal, Wise, dan Xendit mempercepat proses transaksi dan pengiriman ke luar negeri.
3. Optimalisasi Data dan Analitik Pasar
UMKM masa kini harus menjadi data-driven enterprise.
Dengan memahami tren pencarian, perilaku konsumen, dan pola permintaan global melalui tools seperti Google Market Finder atau Statista, pelaku usaha bisa menentukan pasar sasaran dan strategi penentuan harga yang kompetitif.
Peran Pemerintah dan Lembaga Pendukung
Pemerintah memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif agar UMKM Go Global tidak berhenti sebagai slogan.
Beberapa langkah strategis yang tengah dilakukan antara lain:
-
Pembentukan National Export Center (NEC) untuk memperkuat pelatihan dan sertifikasi produk ekspor.
-
Kemitraan dengan lembaga keuangan internasional seperti ADB dan IFC guna menyediakan skema pembiayaan ekspor digital berbasis teknologi.
-
Peningkatan infrastruktur logistik dan pelabuhan digital, terutama di kawasan luar Jawa agar UMKM dari daerah juga bisa menembus pasar luar negeri.
-
Implementasi “Digital Trade Hub Indonesia” sebagai platform terpadu bagi eksportir dan pembeli global.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong digitalisasi, tapi juga menciptakan sistem perdagangan lintas negara yang efisien dan inklusif.
Kekuatan Produk Lokal di Mata Dunia
Indonesia memiliki potensi besar untuk menguasai niche market global melalui produk-produk khas daerah yang unik dan bernilai tinggi.
Mulai dari kopi Gayo, tenun NTT, batik Pekalongan, produk herbal, hingga kerajinan bambu dan perak, semuanya punya daya tarik global bila dikemas dengan modern.
Kuncinya terletak pada storytelling produk.
Konsumen global kini tidak hanya membeli barang, tapi juga nilai budaya, kisah manusia di baliknya, dan komitmen terhadap keberlanjutan.
UMKM yang mampu menggabungkan keunikan lokal dengan pendekatan digital global akan menjadi pemenang di era ekonomi terbuka.
Kolaborasi Global: Dari Komunitas ke Ekosistem
Era digital telah menghapus batas negara, dan kolaborasi menjadi senjata utama untuk bertahan.
UMKM perlu berjejaring dengan komunitas internasional seperti ASEAN SME Network, Global Startup Hub, atau platform B2B blockchain commerce untuk memperluas pasar dan mendapatkan mitra baru.
Selain itu, kemitraan dengan diaspora Indonesia di luar negeri juga terbukti efektif sebagai jembatan pemasaran dan distribusi produk lokal.
Banyak diaspora kini berperan sebagai “duta digital” bagi UMKM di pasar luar negeri — mempromosikan produk Nusantara dengan narasi yang otentik dan profesional.
Green Export: Masa Depan UMKM Berkelanjutan
Ke depan, daya saing global tidak hanya ditentukan oleh harga dan kualitas, tapi juga oleh nilai keberlanjutan.
Konsumen di Eropa dan Amerika kini lebih memilih produk yang ramah lingkungan, etis, dan transparan.
Program Green Export Initiative dari Kementerian Investasi mendorong UMKM Go Global untuk mengadopsi praktik produksi bersih, penggunaan bahan ramah lingkungan, serta pengemasan daur ulang.
Langkah ini tidak hanya memperluas peluang ekspor, tapi juga memperkuat citra positif Indonesia sebagai pusat ekonomi hijau Asia Tenggara.
UMKM Go Global, Indonesia Naik Kelas
Masa depan UMKM Go Global tidak hanya bergantung pada digitalisasi, tapi juga pada kolaborasi, inovasi, dan keberanian menembus batas.
Ketika pelaku UMKM memahami pasar global, membangun merek digital, dan memanfaatkan ekosistem perdagangan lintas negara, mereka bukan hanya menjadi bagian dari ekonomi dunia — mereka menjadi penggerak utamanya.
Di era ekonomi terbuka ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan UMKM sebagai wajah baru diplomasi ekonomi.
Dan jika seluruh ekosistem — pemerintah, swasta, dan komunitas — berjalan seirama, maka impian Made in Indonesia di pasar dunia bukan lagi visi, tapi kenyataan.
Last Updated on 10 Oktober 2025 by BNM News