resesi global

5 Negara Masuk Resesi Global 2025, Dampaknya ke Ekonomi Indonesia Mengerikan!

Apa Itu Resesi dan Mengapa Terjadi?

Resesi global adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi dunia mengalami kontraksi secara bersamaan, menyebabkan perlambatan ekonomi lintas negara. Biasanya ditandai dengan penurunan produksi, konsumsi, investasi, dan peningkatan pengangguran selama dua kuartal berturut-turut.

Penyebab resesi bisa bervariasi, seperti:

  • Kenaikan suku bunga yang terlalu agresif
  • Ketegangan geopolitik dan krisis energi
  • Penurunan permintaan global
  • Gangguan rantai pasok pasca pandemi

Daftar 5 Negara yang Sudah Masuk Resesi di 2025

Berdasarkan laporan IMF dan data ekonomi terkini, berikut adalah lima negara besar yang telah resmi masuk ke jurang resesi global:

1. Jerman

Ekonomi terbesar di Eropa ini mengalami kontraksi karena lemahnya ekspor dan krisis energi yang belum sepenuhnya pulih.

2. Jepang

Diterpa tekanan inflasi dan pelemahan yen, Jepang mengalami dua kuartal pertumbuhan negatif berturut-turut.

3. Inggris

Kenaikan suku bunga dan beban hidup yang tinggi mendorong konsumsi rumah tangga menurun tajam.

4. Korea Selatan

Penurunan ekspor semikonduktor dan pelemahan permintaan dari Tiongkok bikin pertumbuhan macet.

5. Kanada

Tertahan oleh sektor properti dan inflasi tinggi, konsumsi melambat dan investasi merosot tajam.


Kenapa Dunia Harus Waspada?

Kelima negara di atas merupakan pemain penting dalam ekonomi global. Jika mereka melambat, maka:

  • Permintaan ekspor dari negara berkembang ikut turun
  • Arus modal global jadi lebih hati-hati
  • Harga komoditas bisa berfluktuasi ekstrem
  • Tekanan inflasi bisa menular ke negara lain

Dampaknya ke Indonesia – Jangan Anggap Remeh!

Bagi Indonesia, resesi global bukan sekadar headline. Beberapa dampak nyata yang bisa dirasakan antara lain:

  • Penurunan ekspor ke negara mitra utama seperti Jepang dan Korea
  • Turunnya investasi asing langsung (FDI) karena pelaku global lebih hati-hati
  • Pelemahan rupiah akibat capital outflow
  • Risiko PHK di sektor industri berbasis ekspor dan manufaktur
  • Inflasi barang impor dan bahan baku meningkat

Jika kondisi ini berlarut-larut, Indonesia dapat menghadapi tantangan besar dalam menjaga daya beli masyarakat dan menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif.


Strategi Indonesia Hadapi Gejolak Resesi Global

Untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah resesi global, pemerintah juga mulai menggencarkan pengembangan industri dalam negeri. Sektor pertanian, perikanan, dan energi baru terbarukan menjadi prioritas karena dinilai lebih tahan terhadap guncangan eksternal. Selain itu, pemerintah juga mendorong BUMN dan swasta untuk mempercepat hilirisasi industri guna menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Di sisi lain, sektor pariwisata juga terus dipacu untuk mendatangkan devisa dan membuka lapangan kerja. Dengan strategi promosi yang lebih agresif dan pengembangan destinasi unggulan, sektor ini diharapkan bisa menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

Pemerintah Indonesia sudah mulai mengantisipasi dampak resesi global dengan berbagai kebijakan, di antaranya:

  • Menjaga stabilitas nilai tukar dan cadangan devisa
  • Meningkatkan daya saing ekspor ke pasar non-tradisional
  • Mendorong konsumsi dalam negeri lewat insentif dan bantuan sosial
  • Menarik investasi domestik dan mempercepat proyek strategis nasional
  • Meningkatkan literasi keuangan dan digitalisasi UMKM

Bank Indonesia juga bersiap melakukan intervensi bila diperlukan untuk menahan gejolak pasar keuangan.

Indonesia Harus Sigap Hadapi Dampak Resesi Global

Menghadapi ancaman resesi global di tahun 2025, Indonesia berada dalam posisi yang tidak bisa hanya bertahan—tetapi harus bergerak aktif. Ketahanan ekonomi nasional harus dibangun dari berbagai sisi: fiskal, moneter, dan sektor riil. Pemerintah perlu terus mengevaluasi efektivitas stimulus ekonomi yang sudah diberikan serta memperkuat koordinasi antar lembaga dalam pengambilan kebijakan.

Selain itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik. Dukungan terhadap produk lokal, pengelolaan keuangan pribadi yang bijak, serta semangat inovasi di kalangan pelaku usaha sangat berperan penting untuk menciptakan daya tahan ekonomi yang merata. Masyarakat juga diimbau untuk terus meningkatkan literasi digital dan finansial agar dapat lebih adaptif terhadap perubahan situasi.

Resesi global bukanlah akhir, melainkan tantangan yang dapat dilalui dengan kesiapan dan strategi yang matang. Dengan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Indonesia berpeluang besar untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bangkit lebih kuat dari tekanan global ini.

Masuknya lima negara besar ke dalam jurang resesi global bukan sinyal yang bisa diabaikan. Dunia berada dalam fase rawan dan setiap negara—termasuk Indonesia—perlu menyiapkan respons cepat dan adaptif.

Tetap tenang, pantau perkembangan ekonomi, dan pastikan keputusan finansial dibuat berdasarkan data dan informasi terpercaya. Jangan panik, tapi jangan juga lengah.

Ikuti terus update kondisi ekonomi global dan strategi nasional hanya di BNM News.

“Karena informasi yang akurat adalah fondasi keputusan yang bijak.”

 

Last Updated on 12 April 2025 by BNM News