Apa Itu Paylater dan Mengapa Populer?
Utang paylater adalah metode pembayaran yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya kemudian, biasanya dalam jangka waktu 30 hari hingga beberapa bulan. Sistem ini booming dalam beberapa tahun terakhir berkat kemudahan, kecepatan, dan integrasi langsung dengan aplikasi e-commerce dan dompet digital.
Alasannya sederhana: belanja makin gampang, pembayaran bisa ditunda. Tapi di balik kemudahan itu, tersembunyi risiko besar—terutama jika pengguna tidak disiplin.
Data Terbaru: Utang Paylater Tembus Rp21,98 Triliun!
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per kuartal I 2025, total utang paylater masyarakat Indonesia mencapai Rp21,98 triliun, meningkat hampir 40% dibanding tahun lalu. Angka ini mencerminkan gaya hidup konsumtif masyarakat urban, khususnya generasi muda yang aktif berbelanja secara digital.
Layanan paylater kini tersedia di berbagai platform seperti Tokopedia, Shopee, Gojek, Grab, Traveloka, dan bahkan marketplace layanan pendidikan.
5 Sektor Pengguna Paylater Terbanyak – Nomor 2 Mengejutkan!
Berdasarkan data fintech dan e-commerce, berikut sektor dengan penggunaan paylater tertinggi:
- Elektronik & Gadget – Smartphone, laptop, dan aksesoris teknologi.
- Produk Kecantikan & Skincare – Banyak masyarakat menggunakan paylater untuk skincare rutin hingga perawatan kulit mewah.
- Travel & Tiket Pesawat – Paylater jadi solusi liburan tanpa harus menabung lama.
- Fashion & Lifestyle – Mulai dari sneakers, baju, hingga tas branded.
- Makanan & Minuman – Termasuk layanan pesan antar seperti GoFood dan ShopeeFood.
Nomor 2 mengejutkan karena produk skincare bukan kebutuhan primer, tapi nyatanya banyak digunakan dengan skema cicilan.
Ancaman Finansial atau Solusi Gaya Hidup?
Menariknya, survei terbaru juga menunjukkan bahwa banyak pengguna paylater mengaku tidak sepenuhnya memahami skema bunga dan biaya tambahan yang dikenakan. Ini menunjukkan adanya kesenjangan informasi antara penyedia layanan dan pengguna yang harus segera dijembatani oleh edukasi keuangan yang efektif.
Meskipun terlihat memudahkan, penggunaan paylater yang tidak terkendali bisa menyebabkan over-limit, bunga menumpuk, dan gagal bayar. Hal ini bukan cuma berdampak pada riwayat kredit pengguna, tapi juga memperburuk stabilitas finansial rumah tangga.
Sebaliknya, jika digunakan secara bijak, paylater bisa menjadi solusi darurat jangka pendek untuk pembelian yang memang dibutuhkan. Intinya: kendali dan perencanaan keuangan tetap nomor satu.
Tanggapan OJK dan Pemerintah
Selain memberikan peringatan, OJK juga berencana mewajibkan penyedia layanan untuk menyertakan analisis kelayakan kredit yang lebih ketat sebelum menyetujui limit paylater pengguna. Langkah ini diambil guna menekan potensi gagal bayar yang semakin tinggi. Beberapa penyedia layanan juga diminta untuk membatasi promosi cashback dan diskon yang mendorong konsumsi berlebihan.
OJK menyampaikan keprihatinan atas tren peningkatan utang digital. Dalam rilis resminya, OJK mendorong penyelenggara layanan paylater untuk:
- Meningkatkan edukasi pengguna
- Menyediakan fitur peringatan limit
- Transparan terhadap biaya dan bunga
Pemerintah juga tengah menyusun regulasi perlindungan konsumen keuangan digital agar masyarakat tidak terjebak pada utang berkepanjangan.
Tips Hindari Jerat Utang Paylater
Berikut 5 tips agar tidak terjebak dalam utang paylater:
- Gunakan hanya untuk kebutuhan, bukan keinginan
- Bayar tepat waktu sebelum jatuh tempo
- Jangan punya lebih dari 1 akun paylater aktif
- Cek bunga dan biaya tersembunyi sebelum transaksi
- Sisihkan dana darurat, jangan andalkan utang
Bijak dalam Berutang, Aman Finansial
Fenomena peningkatan utang digital ini tak lepas dari perubahan pola konsumsi masyarakat modern yang cenderung mengedepankan kenyamanan dan instan. Oleh karena itu, edukasi finansial harus menjadi prioritas dalam mencegah masalah keuangan yang lebih besar.
Lonjakan utang paylater hingga menembus Rp21,98 triliun menjadi cermin pola konsumsi masyarakat Indonesia saat ini. Fenomena ini bukan sekadar tren digital, tapi juga tantangan besar bagi literasi keuangan.
Paylater tidak harus dihindari, tapi harus digunakan dengan perhitungan yang cermat. Gaya hidup digital yang bijak dimulai dari pemahaman terhadap risiko keuangan pribadi.
Ikuti terus berita finansial terkini hanya di BNM News.